![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga3KLExo1aVLZ_9HoYGaXUsjoELMs9DVxZz0F0j02SMFTZbRKDuJHEjY4I-8MuKqS6pjfBlrz5ucrDiHyTPxjISjUc8tOCcMdBClJaDltGHPRxDeidIyvGz1jye6ajnzB7YNhRATaujR59/s1600/11.gif)
Budidaya Cabai merupakan pilihan agribisnis bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam cabai yang tepat, baik cara pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabe sangat menentukan keberhasilan budidaya. Cara menanam cabai yang kami uraikan di sini sudah disesuaikan dengan kondisi di lapangan pada saat ini. Saya rangkai sedemikian rupa sehingga cara menanam cabe ini sangat praktis dan mudah diterapkan terutama bagi petani pemula.
SYARAT TUMBUH TANAMAN CABAI
Tanah
Tanah tempat penanaman cabai harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8.
Air
Tanaman cabai memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan.
Iklim
Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabe. Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara 10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai 24 derajat C -28 derajat C.
PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA CABAI
Pemilihan Lokasi Budidaya Cabai:
Lokasi budidaya cabe sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari area penanaman cabai (cabe) lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabe selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal.
Pengukuran pH Tanah Budidaya Cabai:
Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.
Persiapan Sarana Prasarana Budidaya Cabai1:
1. Pengadaan tanah untuk media semai.
2. Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian.
3. Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak).
4. Pengadaan Pestisida.
5. Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian.
6. Pengadaan peralatan.
7. Persiapan tenaga kerja.
PELAKSANAAN BUDIDAYA CABAI.
1. Persiapan Lahan Budidaya Cabai:
Persiapan lahan meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar dengan lebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberian pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk *NPK CABAI (NPK 15-15-15 sebanyak 75 gr dan ZK sebanyak 5 gr) /tanaman, kemudian dilakukan pengadukan/ pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm dan kemudian dilakukan pemasangan ajir.
2. Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Cabai:
Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit yang masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 gr *NPK CABAI halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. Sebelum melakukan penyemaian benih, sebaiknya benih direndam dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif simokanil atau metalaksil dengan dosis ½ dari dosis terendah yang dianjurkan pada kemasan selama ± 6 jam, baru kemudian benih disemai pada media. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan lembab. Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid pada umur 8 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dari dosis terendah. Bibit yang sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan.
PEMELIHARAAN TANAMAN CABAI
1. Penyulaman Budidaya Cabai:
Penyulaman budidaya cabe dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabe sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabe tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.
2. Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya Cabai:
Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabai (cabe) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabai sudah dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai munculnya bunga pertama. Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang penyakit.
3. Sanitasi Lahan Budidaya Cabai:
Sanitasi lahan budidaya cabai meliputi: pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabe terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman.
4. Pengairan Budidaya Cabai:
Pengairan budidaya cabe diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.
5. Pupuk awal Budidaya Cabai:
GrandMaster Bio-Organik Calsium dan Humus diberikan dengan cara pengocoran
selang seling:
a. Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 200 ml GrandMaster Bio-Organik Calsium/ atau
selang seling:
a. Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 200 ml GrandMaster Bio-Organik Calsium/ atau
GrandMaster Bio Organik Humus dilarutkan dalam 100lt air, untuk 500 tanaman,
tiap tanaman cabai 200ml.
b. Umur 45 hst dan 60 hst, dosis dosis 200 ml GrandMaster Bio-Organik Calsium/atau
GrandMaster Bio-Organik Humus dilarutkan dalam 100lt air, untuk 500 tanaman, tiap
b. Umur 45 hst dan 60 hst, dosis dosis 200 ml GrandMaster Bio-Organik Calsium/atau
GrandMaster Bio-Organik Humus dilarutkan dalam 100lt air, untuk 500 tanaman, tiap
tanaman cabai 200ml.
c. Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis dosis 200 ml GrandMaster Bio-Organik
c. Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis dosis 200 ml GrandMaster Bio-Organik
Calsium/atau GrandMaster Bio-Organik Humus dilarutkan dalam 100lt air,
untuk 500 tanaman, tiap tanaman cabai 200ml.
6. Pemupukan Lanjutan Budidaya Cabai:
GrandMaster Fertibest diberikan melalui penyemprotan daun:
10 - 30 HST
Fase Vegetative (Kualitas dan Kuantitas tanaman):
Nutrisi kandungan Nitrogen tinggi berimbang dengan Phospat dan Kalium diberikan
pada umur 5 hst s/d 30 hst. Dosis masing masing 2gr, 0,5gr dan 1 ml per liter air.
Semprot seluruh daun dan lubang tanam, Interval 5-7 hari:
a. Fertibest 20.20.20+Me+B1.
b. Rustick-N 5.0.0+Protein.
c. Kalibor 0.0.20+6Mg+12S+10B.
35 - 70 HST
Fase Bloom (Kuantitas Bunga dan Buah):
pada umur 5 hst s/d 30 hst. Dosis masing masing 2gr, 0,5gr dan 1 ml per liter air.
Semprot seluruh daun dan lubang tanam, Interval 5-7 hari:
a. Fertibest 20.20.20+Me+B1.
b. Rustick-N 5.0.0+Protein.
c. Kalibor 0.0.20+6Mg+12S+10B.
35 - 70 HST
Fase Bloom (Kuantitas Bunga dan Buah):
Nutrisi Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 30 hst, 70 hst.
Dosis masing masing 2gr dan 1gr per liter air. Semprot seluruh daun dan lubang tanam,
Interval 5-7 hari:
a. Fertibest 12.36.24+Me+B1.
Interval 5-7 hari:
a. Fertibest 12.36.24+Me+B1.
b. Kalibor 0.0.20+6Mg+12S+10B/ Microsult 0.12.0+ Hi-Mikro.
75 - 110 HST
75 - 110 HST
Fase Harvest (Kualitas Bunga dan Buah):
Nutrisi kandungan Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 70 hst, 110 hst. Dosis
masing masing 2gr dan 1gr per liter air. Semprot seluruh daun dan lubang tanam,
Interval 5-7 hari:
a. Fertibest 14.7.38+Me+B1.
masing masing 2gr dan 1gr per liter air. Semprot seluruh daun dan lubang tanam,
Interval 5-7 hari:
a. Fertibest 14.7.38+Me+B1.
b. Microsult 0.12.0+ Hi-Micro/ Kalibor 0.0.20+6Mg+12S+10B.
115 - DST
115 - DST
Fase Advanced (memperpanjang usia tanaman):
Nutrisi kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 110 hst dan seterusnya. Dosis
masing masing 2gr, 0,5gr dan 1 ml per liter air. Semprot seluruh daun dan lubang
tanam, Interval 5-7 hari:
a. Fertibest 20.20.20+Me+B1.
b. Kalibor 0.0.20+6Mg+12S+10B/ Rustick-N 5.0.0+Protein.
Catatan:
Nutrisi ini dapat dicampur dengan semua pestisida, kecuali yang bersifat Alkalis kuat!!
masing masing 2gr, 0,5gr dan 1 ml per liter air. Semprot seluruh daun dan lubang
tanam, Interval 5-7 hari:
a. Fertibest 20.20.20+Me+B1.
b. Kalibor 0.0.20+6Mg+12S+10B/ Rustick-N 5.0.0+Protein.
Catatan:
Nutrisi ini dapat dicampur dengan semua pestisida, kecuali yang bersifat Alkalis kuat!!
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI
1. HAMA PENTING PADA TANAMAN CABAI
Gangsir.
Gangsir tanaman cabai adalah Brachytrypes portentosus. Hama ini menyerang tanaman muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsir membuat liang dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir merusak tanaman cabe dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
Ulat Tanah.
Ulat tanah tanaman cabai adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman cabai di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman cabe muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
Ulat Grayak.
Ulat grayak tanaman cabai adalah Spodoptera litura. Hama ini menyerang bagian daun tanaman cabai dengan cara bergerombol. Daun menjadi berlubang dan meranggas. Ulat grayak disebut juga ulat tentara. Seperti halnya jenis ulat lain ulat ini menyerang tanaman cabai malam hari, sedang siang harinya bersembunyi di balik mulsa atau dalam tanah. Ulat grayak bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Ulat Buah.
Ulat buah tanaman cabai adalah Helicoverpa sp. Hama ini menyerang buah muda dengan cara membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Thrips.
Thrips tanaman cabai adalah Thrips parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabe yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman yang terserang mengeriting, akhirnya tanaman cabai menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahanaktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu Daun.
Kutu daun tanaman cabai adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabe terutama pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabai menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu Kebul.
Kutu kebul tanaman cabai adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Tungau.
Tungau tanaman cabai adalah tungau kuning (Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun sambil menghisap cairan daun. Daun cabai (cabe) yang terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/ konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Lalat Buah.
Lalat buah tanaman cabai adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah cabe sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Nematoda.
Nematoda tanaman cabai adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman cabe. Bekas gigitan cacing inilah akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
2. PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN CABAI.
Rebah Semai.
Rebah semai tanaman cabai adalah Pythium debarianum. Penyakit ini biasa menyerang tanaman cabe fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.
Layu Bakteri.
Bakteri penyebab layu tanaman cabai adalah Pseudomonas sp. Penyakit Layu Bakteri sering menggagalkan tanaman, tanaman cabe yang terserang mengalami kelayuan pada daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabe terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran pada tanah dengan GrandMaster Bio-Organik Calsium, GrandMaster Bio-Organik Humus. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Layu Fusarium.
Cendawan penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah Fusarium oxysporum. Tanaman cabai yang terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabe terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran pada tanah dengan GrandMaster Bio-Organik Calsium, GrandMaster Bio-Organik Humus. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Busuk Phytophtora.
Cendawan penyebab busuk phytophtora tanaman cabai adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Serangan pada Batang ditandai bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman cabe layu. Daun yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Busuk Kuncup.
Penyakit busuk kuncup tanaman cabe adalah Choanephora cucurbitarum. Penyakit busuk kuncup menyerang bunga, tangkai bunga, pucuk dan ranting tanaman cabai (cabe). Ranting yang terserang berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung tanaman cabai, sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati membusuk. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Bercak Cercospora.
Cendawan bercak cercospora tanaman cabe adalah Cercospora capsici. Penyakit bercak cercospora menyerang daun, tangkai buah, batang dan cabang tanaman cabai. Gejala serangan ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih, tepi bercak berwarna lebih tua. Daun yang terserang parah berwarna kuning dan gugur. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Antraknosa (Patek).
Cendawan antraknosa tanaman cabe adalah Colletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum. Antraknosa sering juga diistilahkan patek. Serangan pada buah ditandai bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Buah yang terserang harus dimusnahkan dari area penanaman cabe. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Virus.
Virus tanaman cabe adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan budidaya terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhan tanaman cabai mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat pemangkasan. Beberapa upaya penanganannya virus antara lain: kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman, membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus tersebut, yang dapat kita lakukan berikut ini Tipsnya:
1. Membuat border atau pagar disekeliling lahan Cabai, border yang dapat kita pakai adalah tanaman jagung atau dengan memasang pagar berupa plastik setinggi 1,5 – 2 m. Tanaman jagung ditanaman 1 bulan sebelum tanaman cabai. Pagar plastik dioles dengan minyak goreng, agar serangga menempel pada plastik.
2. Melakukan penyemprotan tanaman yang terserang dengan air pada pagi dan sore hari. Hal ini dimaksudkan agar serangga tidak aktif untuk berkembang biak. Sehingga tidak terjadi ledakan hama.
3. Mengontrol serangga dengan menyemprot pestisida. Bahan kimia yang kami rekomendasikan adalah campuran bahan aktif Movento dan Confidor dengan perbandingan bahan 1:1
4. Jika tanaman sudah terlanjur terserang dan pertumbuhannya terlihat tidak normal maka setelah serangga dikontrol dengan pestisida maka dilanjutkan dengan penyemprotan hormon pemacu pertumbuhan seperti "Prosellar 241, atau suplemen "Kalibor 20K+6Mg+12S+10B".
STRATEGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI.
Pengendalian hama gangsir, ulat tanah, nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.
Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, Thrips, tungau, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).
PANEN.
Cabai atau cabe merah dapat dipanen pada umur 90-110 hst. Buah cabe dipanen adalah buah 80% masak.
FOR BETTER HARVEST
Tidak ada komentar:
Posting Komentar